-->

Menikah Saat kuliah? Baik atau Tidak?



semua hal diputuskan secara bijak,kita bepergian pun kita pikirkan secara matang,apalagi masalah menikah yang sangat sakral bagi kita sebagai manusia ciptaan Tuhan,yang diciptakan secara berpasang-pasangan.

Pernikahan bukan hanya menjadi seorang suami atau istri yang sah dalam muka publik,tapi pernikahan adalah ikatan yang teguh tak dapat dibatalkan dan akan selalu teringat bahwa aku atau dia pernah bersama menjalani suka dan dukanya dunia.

Tidak berarti pernikahan pada masa kuliah adalah sebuah keharaman yang harus dijauhi dan tidak boleh kita ikuti walau hanya barang sedikit. Munafik orang yang tidak berfikiran untuk memiliki pendamping,mereka menghancurkan fitrah dari Tuhan. Menurut mashlow “ orang yang menikah pada usia 20 tahun-an atau usia dini lebih mungkin mencapai taraf aktualisasi diri lebih cepat dan lebih sempurna dibanding dengan mereka yang selalu menunda” atau pernyataan setuju Diena E Papalia dan Sally Wendkos Olds “usia terbaik wanita untuk menikah adalah 19-25 tahun sedangkan laki-laki adalah 20-25 tahun,diharapkan sudah menikah. Ini adalah usia terbaik untuk berumah tangga” sudah jelas dan insyaf dalam diri kita dari kedua pernyataan diatas menikah pada usia dini membuat kita lebih cepat mencapai kedewasaan rumah tangga. blog

Namun sekali lagi bukan perkara kecil untuk menikah dini,jangan sampai nafsu hanya sebagai alasan semata-mata kita menikah,walau kenyataan memang berkata demikian “kita ingin kebutuhan biologis kita terpenuhi”. manusia tidak dibenar untuk berpikiran demikian,rasionalnya sudah dimakan nafsu. Mahasiswa seperti itu hanya ingin terpenuhi nafsunya sedangkan nanti ada titipan Tuhan yang sangat indah bersamanya dan dia tidak bersalah dan membutuhkan kasih sayang bukan nafsu!.

Kematangan jiwa sebagai alasan utama agar mahasiswa mempertimbangkan saat dia ingin menikahFaktor penentu kesiapan seseorang untuk menikah adalah kematangan jiwa seseorang. Jadi belum tentu orang yang katakanlah usianya 25 lebih matang dan lebih dewasa daripada yang berusia 20 tahun” imbuh rose mini,dikutip dari :okezone

Tak ada larangan bagi manusia yang memang sudah di ambang batas kesabaran nafsunya,dan mampu untuk menikah,bukan? Kenapa menjadi salah jika memang sudah di penghujung? Jika memang sudah mampu secara pemahaman,materi dan fisik,kenapa tidak?. Tetapi, Jangan sampai karena mahasiswa mampu secara materi dia serta merta menikah,dia pikir anak dan istrinya ayam? Yang hanya butuh perawatan dan makan saja . salah jika mahasiswa beranggapan kalo kita sudah sanggup dan mampu memenuhi kebutuhan mereka berarti selesai sudah kewajiban?

Namun tak boleh sangka kalo mahasiswa lebih baik bersekolah dulu,sukses dan lalu menikah. Tak ada jaminan dia selesai kuliah akan sukses tapi ada jaminan dari tuhan jika dia menikah rezekinya akan ditambah ” Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.” (QS. An Nahl [16]:72).” Jelas sudah kalo kita menikah akan ditimpa rezeki dari Tuhan yang maha penyanyang . karena dia suka dan senang melihat hamba-hambaNya di dunia terikat dalam ibadah janji suci.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter