Mahasiswa memang identik dengan kampus,tidak
bisa dipisahkan antara keduanya,maka dari itu kamus besar bahasa Indonesia
mengartikan mahasiswa sebagai satu-kesatuan kata yang tidak bisa dipisahkan dan
selalu bersama,tidak dapat dipisah berarti bukan terdiri dari dua kata yaitu
“maha” dan “siswa”. Namun banyak juga orang yang mengartikan mahasiswa menjadi
dua kata dan bermakna maha adalah besar dan siswa adalah murid atau orang yang
sedang menempuh suatu pendidikan tingkat dasar dan menengah.
Dalam keberjalanannya mahasiswa memiliki
banyak peranan penting dalam peristiwa-peristiwa bangsa ini. yang paling
fenomenal adalah fenomena trisakti dan 1998 yang sangat melibatkan peran
mahasiswa. Dahulu mahasiswa begitu gagah dan berkharisma,menyandangnya saja
sudah menjadi hal yang hebat. Meraka lah yang menjadi harapan rakyat ketika
para pemangku kekuasaan tuli dan buta dengan nasib rakyat.
Mahasiswa sebagai agent of change?
Ini satu fungsi mahasiswa yang sangat familiar ditelinga. Semua orang
tahu mahasiswa sebagai agen perubahan,hampir semua kejadian-kejadian negri yang
fenomenal dan revolusioner dilakukan oleh mahasiswa,sebenarnya fungsi ini juga
menjadi pujian dan sekaligus teguran bagi mahasiswa,bagaimana tidak? Ini
menjadi pujian jika dilaksanakan dengan baik,dan menjadi teguran dan sindiran
jika tidak dapat teralisasikan.
Mahasiswa dikenal dengan usia produktifnya,maka dari itu penggerak bangsa dan
perubahannya dilakukan oleh mahasiswa,dia diberi tugas sebagai agent perubahan
karena kita masih memiliki gejolak perjuangan di dalam dada kita untuk memikul
di pundak kita sebuah tanggung jawab besar akan Negara dan bangsa ini.
Berbicara usia produktif,mahasiswa yang memberikan andil besar dalam arus
kemajuan bangsa seharusnya dapat menularkan kepada mahasiswa yang lainnya.
Mereka hanya asik sendiri membiarkan saudaranya menjadi buta akan bangsa dan
tanah air. Negara dihina oleh Negara lain sudah pasti marah tetapi diri sendiri
yang menghinakan Negara sendiri malah bahagia contohnya berlomba-lomba membuat
video tidak senonoh .
Miris melihatnya,kita bisa sampai seperti singa tak bertaring karena
kesadaran kita yang kurang,kita tidak peka,tidak peduli dengan lingkungan
kita,kita egois mementingkan kesenangan kita sendiri tanpa tahu apa yang
membesarkan kita. mungkin bukan karena dari kesadaran kita saja,kita tidak
sadar mungkin karena lingkungan kita yang tidak mendukung,tidak menyadarkan
kita dan membuat kita bodoh. jika memang benar begitu berarti ada orang-orang
yang berusaha membodohi kita,yang mengarahkan kita menjadi macan tak bertaring.
Sadar atau tidak sadar memang benar kita dibuat seperti itu,kita dihadapkan
dengan racun-racun yang mematikan bangsa,mulai dari figur yang dimunculkan
membuat kita lemah dan terlena,obatan-obatan terlarang yang
mengahancurkan,hingga brain washing yang mengarah kepada perpecahan bangsa.
Seandainya sebuah pemikiran-pemikiran mayoritas yang dianut oleh mahasiswa
mungkin sebuah gelombang besar akan hadir kembali untuk membuat sebuah
perubahan yang revolusioner. Tidak kah kita malu akan sebuah title agen
perubahan yang kita sandang? zaman memang sudah berubah tetapi yang tidak
berubah adalah kewajiban kita sebagai mahasiswa,harapan bangsa dan rakyat
Indonesia tidak akan berubah untuk menunggu aksi besar kita pada panggung
bangsa.
Teguran keras yang harus kita renungkan,hidup bukan untuk berpenampilan
menarik,memamerkan kekayaan orang tua atau berjalan di mall dengan riang
gembira tetapi kita hidup untuk memberikan kepada sekitar kita. Hidup ini
perjuangan “memang hidup penuh perjuangan tanpa perjuangan hidup tidak akan
terasa indah”