-->

Sinopsis dan Resensi Novel Ayat-Ayat Cinta


Sinopsis dan Resensi Ayat-Ayat Cinta (302 reviews)


4,3

Sinopsis Novel Ayat-Ayat Cinta

Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir, yang mengalami lika-liku percintaan segitiga, namun yang menjadi menarik dalam novel ini adalah bagaimana seorang Fahri yang taat beragama menghadapi cobaan yang bernama cinta, di satu sisi wanita yang terlibat adalah non-muslim yang artinya tidak satu agama, yang satu lagi adalah seorang muslim.

Sebut saja Aisha dan Maria sebagai tokoh utama lainnya selain fahri yang terlibat dalam cinta segitiga ini. Kisah ini dimulai dengan keseharian Fahri di mesir, sebagai salah satu mahasiswa yang diterima pada Universitas Al-azhar. Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di apartemen sederhana.

Mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab dengan mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua orang anak mereka Maria dan Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung mereka yang bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka pada Al-Quran.

Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya adalah surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga. Pertemuan berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Ia pergi  kesana naik metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir. Selain mempunyai tetangga yang baik, Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak dan kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur.

Bahadur mempunyai istri bernama madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur selalu bersikap kasar dengan Noura. Malam itu Fahri ingin menolong Noura yang sedang jadi bulan-bulanan oleh Bahadur, tapi Fahri tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya Maria mau menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Sayang hanya empati saja, tidak lebih walaupun Noura sebenarnya berharap lebih dari itu. Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Quran, dan mengagumi Fahri.

Kekaguman yang berubah menjadi cinta, namun sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary nya saja. Tapi sesungguhnya Fahri menaruh hati kepada seorang wanita yang bernama nurul, karena rasa mindernya karena Nurul adalah anak dari Kyai terkenal dan sedangkan Fahri hanya-lah anak petani, maka dia pun mengurungkan niatnya untuk menikah, hingga akhirnya Fahri berikhtiar untuk mendapatkan jodoh dalam hidupnya.

Di tengah kegelisahan Fahri akan masalah jodoh, cerita bergulir kepada sosok Aisha, yang akhirnya menyihir perasaaan Fahri, kembali mengingat kejadian di metro yang lalu, dengan dibantu paman Aisyah maka akhirny Fahri akhirnya menikah dengan Aisha. Happy Ending belum mencapai klimaxnya, karena di saat mereka sedang bahagia setelah menikah, cobaan datang kepada Fahri dan keluarga barunya, Cobaan ini datang dari tetangganya yaitu Noura yang mengaku telah diperkosa oleh Fahri, bagai disambar petir di tengah siang bolong, saat-saat bahagia berubah drastis karena sebuah cobaan, yang menuntun Fahri harus masuk penjara, walaupun semua orang tahu bahwa Fahri tidak pernah akan melakukan hal seperti itu, tetapi Fahri harus merasakan jeruji besi untuk beberapa saat, hanya Maria-lah bisa menjadi saksi, karena hanya dia yang melihat kejadian pemerkosaan tersebut.

Cerita bergurlir, keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan merekam suara Fahri dan nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya kepada Maria.

Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, lalu Fahri meminta izin kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa saat kemudian, Maria sadar. Sidang penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba.

Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut, dan Bahadur dimasukkan penjara. Begitu divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga, tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria.

Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.

Resensi Novel Ayat-Ayat Cinta 

Unsur Instisik yang digunakan.

Tokoh : Fahri, Maria, Aisha, Nurul, Noura, Saiful, Rudi, Hamdi, Mishbah, keluarga Pak Boutros, Bahadur
Plot : Plot cerita menceritakan dengan alur maju Tema : Roman dan potongan kehidupan Perwatakan Tokoh Fahri : Rajin, pintar, sabar, terencana, tepat waktu, ikhlas, ulet, penolong, sholeh, aktifis, pintar dalam memimpin, lurus, penuh dengan target.
Maria : Ceria, suka bergurau, rajin, pintar, tapi fisiknya lemah, manja tertutup
Aisah : Orangnya lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar, sholehah, serba mewah. Nurul : Rajin, pintar, pemalu , tidak terbuka, kaku, emosi, sholehah.
Noura : Orangnya tertutup, sulit di tebak,pintar, tapi dia kejam, emosi, pendiam.
Keluarga Tuan Boutros : Baik hati, sopan, suka menolong, tidak sombong walaupun orang kaya.
Bahadur : Kasar, semena-mena pada anak, suka memfitnah.
Teman Fahri (Saiful, Rudi, Hamdi, Mishbah) : Baik, tekun, pintar, rajin, sholeh.
Setting / latar : Mesir, Kairo, Al-Azhar, flat, masjid, restoran, metro, penjara, rumah sakit, Alexandria.Sudut pandang :
Aku orang ke 1
Semakin banyak ilmu yang kita dapat, maka semakin banyak pula hambatan, godaan yang harus kita lewati dan dipecahkan dengan hati yang sabar dan yakin akan ada hikmahnya.

Review secara keseluruhan

novel ini sangat baik dan bagus untuk bacaan, namun dalam keadaan pada dunia nyata, karena mengambil potongan kehidupan yang digambarkan dalam kehidupan mahasiswa Al-Azhar yang dikemas dalam bumbu cinta menjadi pilihan yang kurang relevan, ditambah, sosok tokoh utama yang tidak berimbang dalam kehidupan yang seharusnya dapat dipilih untuk beberapa realita ke depannya, karena masa seperti itu akan bisa di rasakan ketika menuliskan keadaan pada zaman mesir masih tahun 1970-1980.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter